Implikasi Penyimpangan Gangguan Fethisme dalam Kesehatan Mental

  • Ulin Nihayah UIN Walisongo Semarang
  • Riza Umami UIN Walisongo Semarang
  • Luthfi Kharisma N. A UIN Walisongo Semarang
  • Nabila Anis Saputri UIN Walisongo Semarang
Keywords: Sexual deviance, Fetish, Mental Health

Abstract

A fetish case is a case in which the perpetrator has sexual aberrations with body parts or an object (called a fetish) in order to get sexual stimulation and satisfaction. The perpetrator will be stimulated on a body part or an object which for some people is just a stimulus. The object will make the basis of fantasy and help romance but is not a substitute for more conventional sexual activities, fetishes that may be on body parts such as the buttocks of the eyes while on inanimate objects such as cloth, underwear, shoes, etc. this fetish is a form of sexual crossing which, if carried out continuously, can result in on going stress and disrupt the mental health of the perpetrator. The research method used in writing this journal is descriptive qualitative which is used to examine natural objects, by untilizing qualitative data and then sharing descriptively. The results of the analysis show that fetish behavior can affect mental health and can be cured by treatment in the form of sex education and Islamic therapy. Sex education is given, among others, about the ethics of asking permission to look at things, avoiding and various forms of sexual stimulation, provide lessons on how to protect yourself from despicable acts if you are not married, provide understanding and counseling related to the dangers of adultery. Meanwhile, Islamic therapy includes submission in prayer, but suggestions for self-introduction and self- authoritarian acts.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abidin, A. A. (2017). Perilaku Penyimpangan Seksual dan Upaya Pencegahannya di Kabupaten Jombang. PROSIDING, 1(7), 545-563.

Abidin, A. A., & Luthfi, M. (2016). Urgensi Pendidikan Seks Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Dalam Upaya Pencegahan Perilaku Penyimpangan Seksual Di Kabupaten Jombang. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 17(1), 18-37.

Aditiyawarman, I. (2010). Sejarah Perkembangan Gerakan Kesehatan Mental. Komunika: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 4(1), 91-110.

Alimi, Y. (2004). Dekonstruksi Seksualitas Poskolonal, Yogyakarta: LKIS

Anggito, A & Setiawan, J (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV Jejak

Annur, I. (2012). Tinjauan Kriminologis dan Hukum Islam terhadap Deviasi Seks Dalam Hal Kejahatan Seksual (Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Fakhriyani, D. V. (2017). Kesehatan Mental. Pamekasan: Duta Media Publishing

Fatima, S. (2019). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mental yang Memicu Psikopat Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas sains dan Tekhnologi, 1(1), 36-36.

Hidayat, A. A & Uliyah, M. (2015). Buku ajar kebutuhan dasar manusia”. Surabaya: Healt Books Publishing

Jauhari, A. T. (2011). Konsep Kartini Kartono dalam penanggulangan penyimpangan seks bagi remaja dalam perspektif pendidikan Islam (Skripsi, IAIN Walisongo).

Junaedi, D. (2016). Penyimpangan seksual yang dilarang Al-qur’an. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Martiasari, A. (2019). Kajian Tentang Perilaku Kejahatan Dan Penyimpangan Seksual Dalam Sudut Pandang Sosiologis Dan Hukum Positif Indonesia. Yurispruden: Jurnal Fakultas Hukum Universitas Islam Malang, 2(1), 103-118.

Setyatmoko, P. F., & Supriyanto, T. (2017). Penyimpangan Sosial dalam Novel Neraka Dunia Karya Nur Sutan Iskandar. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 6(3), 307-313.

Sukoco, H. Z., Althof, F., & Nihayah, U. (2021). Menyoal Gangguan Kesehatan Mental Deviasi Seksual Fetish. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 5(2), 148-164.

Suteja, J. (2016). Model Terapi Terhadap Perilaku Penyimpangan Transeksual dalam Tinjauan Islam dan Psikologi Pendidikan. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 4(1).

Syafi'i, I. (2014). TA: Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosis Gangguan Preferensi Seksual Menggunakan Metode Certainty Factor pada Institusi Kepolisian (Skripsi, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya).

Syauqani, S. (2006). Pornografi dan Pornoaksi: Perspektif Agama dan Kesehatan Mental. Ulumuna, 10(2), 285-302.

Wardhani, T. Z. Y & Krisnani, H. (2020). Optimalisasi peran pengawasan orang tua dalam pelaksanaan sekolah online di masa pandemic covid-19”, Prosiding Penelitian & Pengabdian Masyarakat, 7(1).

Yandri, H., Juliawati, D., & Rusliah, N. (2020, October). Analisis stres masyarakat Kerinci ditinjau dari intensitas akses informasi pandemi COVID-19 (Stress Analysis of Kerinci Community in Terms of Access Information Intensity of COVID-19 Pandemic). In National Conference on Psychosmart.

Sumber Internet

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/06/10561441/perjalanan-kasus-saipul-jamil-dari-pencabulan-terhadap-anak-penyuapan?page=all , diakses pada 06 November 2021

https://news.detik.com/berita/d-5722487/sorotan-komnas-perempuan-soal-kasus-penyimpangan-seks-dokter-di-semarang diakses pada 06 November 2021

https://tirto.id/penjelasan-psikolog-soal-fetish-dan-kasus-gilang-bungkus-kain-jarik-fUP9 diakses pada 27 Oktober 2021

https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/4663338/pemeriksaan-psikolog-terlapor-sudah-fetish-mukena-sejak-sekolah-dasar diakses pada 27 Oktober 2021

https://www.google.com/amp/s/metro.tempo.co/amp/1493087/viral-fetish-meminta-foto-perempuan-dengan-diperban-ini-kata-korban , Diakses pada 27 oktober 2021

https://www.google.com/amp/s/www.popbela.com/relationship/sex/amp/esti-setiyowati/kasus-fetish-seksual-viral-di-media-sosial diakses pada tanggal 6 November 2021

https://www.google.com/amp/s/yoursay.suara.com/amp/news/2021/08/23/121606/4-kasus-fetish-yang-pernah-gegerkan-jagat-maya-indonesia diakses pada 27 Oktober 2021

CROSSMARK
Published
2021-12-25
DIMENSIONS
How to Cite
Nihayah, U., Umami, R., Kharisma N. A, L., & Anis Saputri, N. . (2021). Implikasi Penyimpangan Gangguan Fethisme dalam Kesehatan Mental. Indonesian Journal of Counseling and Development, 3(2), 94–107. https://doi.org/10.32939/ijcd.v3i2.1018

Most read articles by the same author(s)