QADHA SHALAT BAGI ORANG PINGSAN (STUDI KOMPARATIF PENDAPAT ULAMA)

Authors

  • Nenan Julir

DOI:

https://doi.org/10.32939/islamika.v14i1.15

Abstract

Shalat has a high position among other acts of worship. It is the prayer that accompanies the journey of human life all the time, at least five (5) times a day and night shall be done by humans. In fact, human life would not be fit at all times, sometimes they experienced pain, fainting so that prayer is neglected. Shall neglected prayer be replaced by / qadha or not? In this regard the fuqaha have different opinions on determining the law. Here the author tried to compare the opinions and arguments of each Imam mazhab to take a valid opinion. Ibadah shalat memiliki kedudukan yang tinggi di antara ibadah-ibadah yang lain. Ia adalah ibadah yang mengiringi perjalanan hidup manusia sepanjang waktu, minimal lima (5) kali sehari semalam wajib dikerjkan oleh manusia. Kenyataannya perjalanan hidup manusia tidak selalu prima sepanjang waktu, adakalnya mengalami sakit, pingsan misalnya sehingga shalat terabaikan.Shalat yang terabaikan itu apakah wajib diganti/diqadha atau tidak? Berkenaan dengan  hal ini para fuqaha berselisih pendapat dalam menetapkan hukumnya. Di  sini penulis mencoba mengkomparasikan pendapat dan dalil dari masing-masing Imam mazhab, untuk mengambil pendapat yang lebih kuat. Ibadah shalat memiliki kedudukan yang tinggi di antara ibadah-ibadah yang lain. Ia adalah ibadah yang mengiringi perjalanan hidup manusia sepanjang waktu, minimal lima (5) kali sehari semalam wajib dikerjkan oleh manusia. Kenyataannya perjalanan hidup manusia tidak selalu prima sepanjang waktu, adakalnya mengalami sakit, pingsan misalnya sehingga shalat terabaikan.Shalat yang terabaikan itu apakah wajib diganti/diqadha atau tidak? Berkenaan dengan  hal ini para fuqaha berselisih pendapat dalam menetapkan hukumnya. Di  sini penulis mencoba mengkomparasikan pendapat dan dalil dari masing-masing Imam mazhab, untuk mengambil pendapat yang lebih kuat.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Nenan Julir

Dosen  Fakultas Syari’ah IAIN Bengkulu

References

Abdul Aziz M. Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. 2010. Fiqh Ibadah. Jakarta: Azzam

Al- tirmizy, al-Hafiz Abi Abbas Muhammad bin Isa bin surah. Tt. Sunan al-Tirmizy al-Jami` al-Shahih. Jid I. Semarang: Thaha Putra.

Al-Bukhary, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardazabah. 1981. Shahih al-Bukhary. Jid III. T.tp: Dar al-Fikr.

Al-Qazwainy, al-Hafiz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid. 2004. Sunan Ibnu Majah. Bairut: dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Al-Sajastany, al-Hafiz Abi Daud Sulaiman al-Asy`asy. 1994. Sunan Abi Daud.Jid. I. Bairut: Dar al-Fikr.

As-Shidiqie, M. Hasbi. 1997. Hukum-Hukum Fiqig Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Http://jorjoran, wordpress.com/2011/10/04 shalat-qadha-dan iadah/
http://rukyatulhilal.org/waktu-shalat/index.html
http://www.ustsarwat.com/web/berita-124-ramadhan-hampir-menjelang-jangan-lupa-qadha-puasa.htm

Mughniyah, Muhammad Jawad. 2000. الفقه على المذاهب الخمسة , Beirut: Dar al-Jawad, Terjemahan oleh Masykur AB, dkk, Fikih Lima Mazhab: Ja’fari, Maliki, Safi’i, Hambali, Jakarta: PT. Lentera Basritama.

Syukur, M Asywadie. 1994. Perbandingan Mazhab. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Zuhri, Moh, dkk. 1994. Fikih Empat Mazhab, bagian Ibadah. Semarang: Asy-Syifa`.

Published

2016-08-11

How to Cite

Julir, N. (2016). QADHA SHALAT BAGI ORANG PINGSAN (STUDI KOMPARATIF PENDAPAT ULAMA). Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 14(1). https://doi.org/10.32939/islamika.v14i1.15