Batik Incung dan Islam di Kerinci

Authors

  • Nandia Pitri Mahasiswa S2 Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

DOI:

https://doi.org/10.32939/islamika.v19i02.450

Keywords:

batik, incung, islam, Kerinci.

Abstract

Artikel ini membahas tentang motif batik incung. Jenis apa batik incung itu? Apa adakah budaya dibalik motif batik incung? Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan historis untuk menemukan sejarah dari batik incung. Siapa saja aktor yang melakukan perubahan budaya di Kerinci, terutama terkait dengan kemunculan motif batik incung yang berkaitan dengan islam. Berdasarkan sejarah, akan diketahui mengapa batik incung memiliki motif seperti itu. Hasil penelitian menunjukkan bahas berdasarkan sejarah Kerinci, motif batik mendapat pengaruh dari islam. Batik incung merupakan batik asli dari masyarakat Kerinci. Batik ini disebut sebagai batik incung karena kekhasannya menggunakan aksara incung sebagai motif utama. Aksara incung adalah aksara Kerinci kuno yang digunakan untuk menulis tambo, tanah wilayah suku, hukum adat, kesastraan suci, surat cinta, pantun, mantra-mantra dan kutukan yang dituliskan pada kulit kayu, tanduk kerbau, tanduk sapi, daun lontar, bambu dan kertas. Seiring dengan perkembangannya, aksara incung dijadikan sebagai motif batik di Kerinci yang dilakukan agar masyarakat mudah untuk memahami makna yang terkandung dalam aksara tersebut. Hubungan antara batik incung dengan Islam di Kerinci ini adalah ada beberapa motif incung yang digabungkan dengan unsur-unsur Islam. Motif-motif yang mengandung unsur islam, seperti kaligrafi incung, masjid agung Pondok Tinggi dan sebagainya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, Irwan. “Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan.” Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. 1.
Adhanita, Septiara. Pengembangan Batik Jambi Motif Sungaipenuh sebagai Bentuk Kontribusi terhadap Pembangunan. Padang: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Volume 9 (4): 381-392, 2013.
Agussalim. Wawancara tentang Perkembangan Islam di Kerinci Nandia Pitri. 27 Maret 2018.
Alimin. “Sastra Incung Kerinci.” Sungaipenuh: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kerinci, 2003. 4.
Alimin. Wawancara tentang Masjid Agung Pondok Tinggi Nandia Pitri. 31 Juli 2018.
Djakfar, Idris dan Idris Indra. “Menguak Tabir Prsejarah di Alam Kerinci.” Sungaipenuh: Pemerintah Kabupaten Kerinci, 2001. 26.
Djakfar, Idris. “Hukum Waris Adat Kerinci.” Sungaipenuh: Pustaka Anda, 1995. 13.
Ekspres, Jambi. “Karang Setio Batik Kerinci yang Tetap Eksis.” Jambi: Jambi Ekspres, 07 Juni 1999.
Gottschalk, Louis. “Mengerti Sejarah.” Yogyakarta: Ombak, 2007. 50.
Jambi, Lembaga Adat Provinsi. “Dinamika Adat Jambi dalam Era Globalisasi.” Jambi: Lembaga Adat Provinsi Jambi, 2003. 34.
Jaya, Elita dan deli Iryani. Wawancara tentang Perkembangan Batik Incung Nandia Pitri. 23 Juli 2018.
Kartini, Yayuk. “POTENSI WISATA KABUPATEN KERINCI DALAM.” 2017: 1.
Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan. “Tambo Sakti Alam Kerinci.” Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1984. 29.
Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan. “Sastra Incung Kerinci.” Sungaipenuh: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2003. 1.
Kompas. “Ida Maryanti: Memindahkan ‘Encong’ dan Kerinci ke atas Kain Mori.” Jambi: Kompas, 13 Maret 19994.
Kozok, Uli. “Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua.” Jakarta: Yayasan Obor, 2006. 56-68.
Martunus. Pemikiran Kalam Ulama Kerinci dan Implementasinya dengan Etos Kerja. Padang: Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, 2009.
Pitri, Nandia. Sejarah Industri Batik Incung: Dari masa Kabupaten Kerinci sampai Masa Kota Sungaipenuh (1995-2017). Padang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, 2019.
Ramadani, Yolla. “Nilai Budaya dalam Tradisi Bapenteh pada Masyarakat Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci.” Jurnal Sosial dan Humaniora, Vol 1 No. 2 Tahun 2015 (2015): 3.
Ramli, Thahar dan Yasrina Ayu. “Biografi Mayjen H. A. Thalib (1918-1973): Perjuangan dari Bumi Sakti Alam Kerinci.” Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia, 2005. 1.
Samsu, Muhammad As. “Ulama Pembawa Islam di Nusantara dan Sekitarnya.” Jakarta: Letera Basritama, 1999. 17.
Schrieke, B.J.O. “ Pergolakan Agama di Sumatera Barat.” Jakarta: Bharatara, 1973. 6.
Sjamsuddin, Helius. “Metodologi Sejarah.” Yogyakarta: Ombak, 2007. 121.
Syaputra, Deki ZE. Pedalaman dan Pesisir: Hubungan Kerinci dengan Jambi dan Indrapura dari tahun 1850 hingga 1921 M. Padang: Fakultas ilmu Budaya Universitas Andalas, 2018.
Vrihaspathi, Budhi Jauhari dan Ekaputra. “Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci.” Jambi: Bina Potensia Aditya Mahatva Yodha Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci., 2013. 6.
Zakaria, Iskandar. “Tambo Sakti Alam Kerinci 3.” Sungaipenuh: Pemerintah Kabupaten Kerinci, 1985. 23.
Zakaria, Iskandar. Wawancara tentang Kedatangan Islam di Kerinci nandia Pitri. 7 Maret 2018.
Zed, Mestika. “Metodologi Sejarah.” Padang: Universitas Negeri Padang, 1999. 31.

Downloads

Published

2019-12-31

How to Cite

Pitri, N. (2019). Batik Incung dan Islam di Kerinci. Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 19(02), 27–39. https://doi.org/10.32939/islamika.v19i02.450