Settlement of Pusako-Tinggi Property Disputes in Nagari Sungai Tarab
Abstract This article examines the decision of the Batusangkar District Court Number 09/Pdt.G/2013 which authorizes the Nagari Adat Density (KAN) of Sungai Tarab to resolve disputes over the division of pusako-tinggi assets, while KAN does not yet have a clear norm regarding it. This study aims to see how KAN accepts the delegation of authority, then resolves disputes in its customary territory with all its implications. This study was conducted qualitatively and presented descriptively. Data obtained through interviews and documentation. This paper explains that the division of the pusako-tinggi assets by KAN Sungai Tarab is carried out with a consensus mechanism by niniak mamak and alim ulama, so that their decisions do not conflict with Islamic law. The status of the pusako-tinggi property is decided to remain in the ownership of the clan, except for parts that have been certified and have changed status to become the private property of clan members. This decision has a positive impact in the form of more clarity on the management and ownership of the people of property. While the negative impact is triggering members of other clans to demand a similar pattern of inheritance distribution, as well as efforts to disgrace each other to fight over inheritance.
Downloads
References
Afadarma, R. (2010). Peranan Ketua Adat Dan Kerapatan Adat Nagari Dalam Penyelesaian Sengketa Harta Pusaka Tinggi Di Nagari Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. UNIVERSITAS DIPONEGORO.
Alfi Husni. (2016). Pembagian Waris Harta Pusaka Rendah tidak Bergerak dalam Masyarakat Minangkabau Kanagarian Kurai. AL-HUKAMA, The Indonesian Journal of Islamic Family Law, Vol. 06(No. 02), 298–318.
Anwar, C. (1997). Meninjau Hukum Adat Minangkabau dan Hukum Adat Indonesia. Rineka Cipta.
Ardiansyah, A. (2021). Aspek Hukum Sengketa Tanah Pusaka Tinggi yang Dijual Belikan (Analisis Putusan Nomor: 11/Pdt. G/2015/PN. BSK). Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sosial Sains, 1(01).
Eric, E. (2019). Hubungan Antara Hukum Islam Dan Hukum Adat Dalam Pembagian Warisan Di Dalam Masyarakat Minangkabau. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 3(1), 61. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v3i1.3532
Fauziardi, S. (2018). Peran kan dalam menyelesaikan sengketa harta pusaka tinggi (studi peran KAN di Nagari Rambatan Kabupaten Tanah Datar).
Febriasi, K. (2015). Perkembangan Syarat Menggadai Tanah Harta Pusaka Tinggi Dalam Masyarakat Adat Minangkabau Di Kabupaten Agam Nagari Kamang Mudiak. PREMISE LAW JURNAL, 1(1), 1–14.
Fitriyana, A. (2021). Kewarisan Harta Pusaka Tinggi Perspektif Hukum Islam (Studi di Jorong Koto Tuo Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatra Barat). UIN FAS BENGKULU.
Hamka. (1984). Islam dan Adat Minangkabau. Pustaka Panjimas.
Hendri, A., Syamsuwir, & Burda, H. (2021). Pengalihan Harta Pusaka Tinggi Prespektif Hukum Adat dan Hukum Islam (Studi Kasus di Nagari Durian Gadang Kecamatan Sijunjung). Jisrah: Jurnal Integrasi Ilmu Syariah, 02(01), 85–99.
Ibrahim, E. (2020). Peranan Penghulu Terhadap Hak Ulayat Di Minangkabau. JCH (Jurnal Cendekia Hukum), 6(1), 161. https://doi.org/10.33760/jch.v6i1.296
Indriana. (2019). Harta Pusaka Tinggi pada Masyarakat Minangkabau yang Diwariskan dalam Garis Keturunan Wanita. UNS-Pascasarjana Prog. Studi Magister Kenotariatan-S351708015-2019.
Jendri, F. (2021). Tinjauan Maqashid Al-Syariah terhadap Pengalihan Pemanfaatan Harta Pusaka Tinggi (Studi Kasus di Jorong Koto Tuo, Nagari Salimpaung, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar).
Komite Fakultas Syariah Universitas Al Azhar Mesir. (2004). Hukum Waris (A. Aldizar & Fathurrahman (eds.)). Senayan Abadi Publishing.
Larasati, A. H., & Pandamdari, E. (2019). Analisis Yuridis Terhadap Kepemilikan Harta Pusaka Kaum Adat Painan Minangkabau (Studi Putusan Pengadilan Negeri Painan Nomor 14/Pdt. G/2013.). Reformasi Hukum Trisakti, 1(1).
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative data analysis: An expanded sourcebook. sage.
Murniwati, R., Nurdin, Z., & Rosari, A. (2021). Penyelesaian Sengketa Tanah Harta Pusaka Tinggi yang Sudah Disertifikatkan Melalui KAN Koto Tuo Balaigurah Agam Sumatera Barat. Soumatera Law Review, 4(1), 36–48.
Navis, A. A. (1984). Alam Terkembang jadi Guru. Pt Grafiti Pers.
Noviardi, A. (2020). SAKINA: Journal of Family Studies Harta Waris Pusaka Tinggi Adat Minangkabau Perspektif Maslahah Mursalah Asy-Syathibi. Urj.Uin-Malang.Ac.Id, 4(4).
Rahman, A. (2014). Analisis Hukum Islam terhadap Praktek Pewarisan Harta Pusaka Tinggi Tidak Bergerak dalam Masyarakat Adat di Kanagarian Pariangan. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Rahmat, I. (2019). Pengelolaan Harta Pusaka Tinggi Dalam Masyarakat Adat Minangkabau (Studi di Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar). Bakaba: Jurnal Sejarah, Kebudayaan Dan Kependidikan, 8(1), 15–24.
Rajab, M. (1969). Sistem Kekerabatan Minangkabau. Center Of Minangkabau Studies.
Sa’adah, N. (2008). Membangun Peradaban Islam: Belajar dari Sejarah Peradaban Barat. Addin, 2(1).
Setiawan, B. C. (2010). Mediasi Sebagai Salah Satu Alternatif Penyelesaian Sengketa Pembagian Harta Waris Menurut Hukum Islam.
Setiawan Cahya, B., Istiqomah, L., & Ochtorina Susanti, D. (n.d.). Mediasi Sebagai Salah Satu Alternatif Penyelesaian Sengketa Pembagian Harta Waris Menurut Hukum Islam.
Wulandari, R. A. (2020). Hak Kaum Sebagai Pemilik Tanah Ulayat yang Telah Diperjual Belikan di Kabupaten Dharmasraya. Jurnal Analisis Hukum, 1(1), 28–34.
Copyright (c) 2022 Dodon Alfiander, Ikhsan Azhari, Irma Suryani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.