Living Islam: Studi Atas Tradisi Pintan Dalam Menyambut Dan Mengakhiri Bulan Ramadhan
Abstrak resepsi masyarakat muslim atas sumber utama ajaran islam, al-Quran dan hadis, dapat beragam. Hal ini disebabkan oleh perbedaaan cara interpretasi atas teks otoritatif tersebut, baik dalam bentuk informatif guna menguak makna maupun performatif guna aplikasi dalam laku konkret. Dalam prosesnya, latar belakang pembaca, waktu, dan konteks sosial budaya yang mengitarinya sangat mempengaruhi konstruksi pemahaman. Sejauh ini resepsi performatif atas sumber ajaran islam tidak mendapat perhatian yang lebih besar dibanding resepsi informatif atasnya. Living islam merupakan disiplin keilmuan yang relatif baru yang berupaya mengkaji resepsi performatif atas sumber ajaran islam dalam konteks sosial budaya. Tulisan ini bertujuan mengkaji tradisi masang pintan sebagai fenomena living Islam dalam komunitas masyarakat Jawa, Desa Patok, Kayu Aro, Kerinci. Tradisi ini dikategorikan sebagai fenomena living islam karena memiliki partikel dan dimensi islam di dalamnya serta telah mengakar lama dalam dimensi sosial-kultural keagamaan di komunitas masyarakat muslim Desa Patok. Selain hal tersebut, tradisi ini oleh masyarakat desa Patok dianggap memliki landasan normatif yang berasal baik dari al-Quran maupun hadis. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologis, kajian ini menemukan bahwa tradisi pasang pintan oleh masyarakat desa patok memiliki makna fungsional-kultural yaitu sebagai bentuk penyatuan antara agama dan budaya. Selain itu pintan dimaksudkan sebagai sarana berbakti kepada orang tua dan kohesi sosial, menyemarakkan bulan ramadan, do’a dan zikir, serta media pendidikan akhlak, khususnya kepada orang tua.
Unduhan
Data unduhan belum tersedia.
Diterbitkan
2024-01-30
DIMENSIONS
Bagian
Articles